Rabu, 18 Februari 2015

 Not a Perfect Love



Aku sekarang sedang berjalan di padang rumput nan indah di sebuah desa. Aku sedang menunggu kedatangan seseorang yang sangat aku sayangi.

"hei. maaf aku telat banget ya?" tanya seseorang dengan nafas terengah-engah.

aku hanya terkekeh pela."Enggak kok santai aja. ayo temenin aku jalan-jalan" ajakku kepadanya. aku sempat melihat raut wajahnya yang bingung. tapi, tak lama kemudian dia pun mengikutiku dari belakang.

"memangnya kita ma kemana,Za?" tanya Elvin bingung."sudah, ikut saja. gak usah banyak tanya" kataku yang terus berjalan tanpa sedikitpun melihat ke arahnya.

"kau tahu,Vin? aku sangat senang kenal denganmu selama ini" kataku sambil melihat keatas awan."aku selalu menginginkan kehidupan yang amat sangat bahagia seperti orang lain" lanjutku lagi. Elvin masih terdiam tak bergeming.

"jika aku pergi, apa kau akan terus menyayangiku seperti ini?" tanyaku sambil menghadap kearahnya. ternata dia juga sedang menatapku dengan atapan yang sulit di artikan.

"apa maksudmu berbicara seperti ini? kau mau pergi kemana? kau tidak boleh pergi dari sisiku, Za" katanya sambil berjalan mendekatiku.

"aku tidak akan pergi kemana-mana.." kataku lagi sambil melihat keatas awan."entah kenapa aku hanya ingin menanyakan ini kepadamu" kataku. sebenanya aku berbohong padanya. ada satu hal yang tidak ia ketahui tentang diriku. yaitu, penyakitku.

"apa ka serius tidak akan pergi kemana-mana?" tanyanya sambil memlukku dari belakang.

"ya. aku janji" kataku. seteah mengucapkan kalimat yang amat sulit aku ucapkan itu, aku merasakan mataku mulai mengabur.

tolon jangan searang tuhan. aku masih ingin bersamanya. untuk yang terkhir kali. batiku dalam hati.

tak lama kemudian aku merasakan tubuhku mulai jatuh dan terdengar samar-samar suara Elvin meminta tolong.

***

iza sekarang telah terbaring lemah di rumah sakit dengan banyak alat yang terpasang d tubuhnya.

"tante. apa yang sebenarnya terjadi dengan, Iza?" tanya Elvin kepada ibunda Iza. Hani.

hani hanya terus menangis dan menangis."maafkan tante Elvin. seharusnya tante memberitahumu dari awal"  ucap Hani lirih. Elvin masih terus menunggu Hani untuk melanjutkan perkataannya."Iza sudah lama mengalami penyakit kanker otak stadium akhir. dia meminta ante agar tidak memeritahmu. maaf.." ucap Hani lagi sambil kembali menangis tersedu-sedu.

ini gak mungkin. ucap Elvin dalam hati.

tiba-tiba saja terdengar suara pendeteksi jantung yang mulai menunjukkan garis lurus di sana. hani kembali manangis keras. dan Elvin masih terdiam di tempat karena belum bisa melakukan apa-apa. para tim medis telah melakukan yang terbaik untuk Iza selama ini. tapi, semua sudah di gariskan oleh tuhan.

"maaf bu, saya sudah melakukan yang terbaik dan semampu kami" kata dokter Wandy.

semua telah berakhir, tidak ada lagi gadis yang ceria dan mempunyai kepribadian yang hangat di sisi mereka semua. Iza telah pegi untuk selamanya. Iza pernah bilang kepada Elvin."aku bukan satu-satunya wanita di dunia ini. jika aku pergi, berjanjilah jika kau tidak akan bersedih" ucap Iza sehari yang lalu sebelum ia pergi untuk slamanya.



END

note: Flash fiction ini di tulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis